Translate

Rabu, 24 Februari 2016

Menaklukkan Makhluk 8A



Selasa, 16-2-2016

Hari ini, jam pelajaran 5-6, saya merasa bahagiaaa… mengapa? Jika dikisahkan mungkin kejadian ini akan mengundang tawa atau biasa saja bagi kebanyakan orang. Tapi bagi saya yang guru piket – dimana keberadaannya sangat tidak diharapkan siswa- merupakan kejadian yang luar biasa membahagiakan. Alasannya? Mari kita kilas balik apa yang saya alami barusan, mumpung masih anget dan semangat menuliskannya, and the other reason is… im free of class. Hee..
Sekarang jam 11.39. itu artinya 19 menit berlalu sejak saya meninggalkan kelas 8a yang baru saja saya isi menggantikan guru bahasa inggris yang berhalangan hadir. Sebelumnya saya sudah menunggu kehadiran si bapak bahasa inggris selama 20 menit, namun tidak kunjung hadir dan akhirnya tugas sayalah sebagai guru piket menggantikan guru yang berhalangan hadir tersebut. Sangat perlu saya ungkapkan disini bahwa siswa di kelas 8a adalah siswa dengan tingkah laku terparah di seluruh 6 kelas di sekolahku ini. If they have had grade, that class will got E for their scores. Halahhh..keterlaluan memang. Sampai-sampai saya sangat tidak ingin menggantikan tugas guru di kelas itu. Hhikkksss.. tapi belakangan saya berpikir, masa saya menyerah, bukan menyerah kepada siswa tapi menyerah dengan kemampuan saya sendiri.  Mana dong ide cemerlang, perhatian, kontribusi dll bagi perbaikan tingkah laku siswa ini khususnya dan kontribusi saya membentuk generasi muda. Masa mau dibiarkan begitu tanpa penyelesaian.. oougghhh… impian tingkat tinggi. Tapi lebih baik bermimpi tentang perubahan untuk diwujudkan dibandingkan tanpa apa-apa kan..
Akhirnya saya masuki kelas ekstrim itu. Perjuangan sudah dimulai sejak di depan kelas. Hampir sebagian siswa berada di luar kelas dan sebagian yang di dalam sibuk dengan aktivitas mereka yang kebanyakan menghasilkan keributan. Ketika saya meminta mereka masuk, mereka menjawab dengan anggukan kepala tapi tidak bergeming. Haaaahhh.. bagaimana pendapat saudara-saudara? Biasa. Okelah hal seperti ini masih biasa. Kemudian saya dekati lagi dengan bahasa yang berbeda. Satu dua siswa menjawab permintaan saya dengan beralih ke arah lapangan, jalan aja gitu, meninggalkan ibu guru yang jelas-jelas akan mengisi pelajaran, biasanya hal ini akan berlanjut dengan nglimput, ini bahasa daerah tempat saya tinggal, artinya kira-kira kabur dari jam pelajaran sekolah.  Sampai disini..bagaimana?
Tulisan ini sudah besoknya kejadian di atas..hee..
Lanjut ya, sampai mana ya kemarin.. hmm.. nah, kejadian itu harus disikapi dengan sabaaaarrrr… lapang dada, saya panggil aja nama siswa itu dan melambaikan tangan ke arah mereka yang masih asik nongkrong di ujung seberang lapangan. Tanpa disangka, lambaian tangan dan panggilan saya kali ini manjur. Mereka segera berdiri, berjalan ke arah saya menuju kelas. Wooww.. Alhamdulilah. Suatu kemudahan yang diberikan Tuhan.
Perjuangan ‘memasukkan’ siswa ke kelas berhasil. Tapi bukan berarti ketika seluruh siswa sudah masuk kelas kemudian dengan mudahnya menyatukan mereka untuk mendengar dan melaksanakan instruksi saya. Perjuangan kedua dimulai. Sembari membuka lembaran presensi, mengamati kehadiran siswa pada jam sebelumnya, dan mengabsen mereka yang tidak hadir, saya pikirkan kegiatan apa yang sebaiknya saya berikan, cocok dan dapat menarik perhatikan mereka. Suara saya harus distel ke volume maksimal untuk mengimbangi riuhan suara 30an siswa di kelas itu. Menimbang antara memberi pelajaran sesuai mata pelajaran yang ada atau saya beri pelajaran hikmah melalui game. Jika saya beri pelajaran bahasa inggris, pertimbangannya adalah mereka tetap mendapatkan hak mereka sesuai pelajaran yang ada, namun saya sadarai bahwa pelajaran ini adalah salah satu pelajaran minoritas, artinya banyak siswa yang menghindarinya. Jika disampaikan dengan cara yang kurang tepat tentu mereka akan semakin liar. Haha.. hiperbolis sekali. Kemudian jika saya beri pelajaran hikmah melalui permainan tentu akan menghasilkan suasana berbeda dan menarik. Namun tetap saja saya harus ekstra perjuangan memulai dalam suasana kelas seperti yang saya gambarkan tadi. Pertimbangan lain adalah mereka tidak mendapat materi sesuai pelajaran yang ada.
Ting..tang..tung.. ada lonceng di kepala saya mendesak untuk segera memutuskan. Ahh..ditengah keriuhan kelas itu saya teriakkan sebuah kalimat, “siapa diantara kalian yang bersedia menjadi pemimpin?”. Lumayan menarik perhatian, sebagian besar mereka mulai memperhatikan, menoleh kearah saya dan bertanya. “pemimpin apa bu…?”… “buat apa bu..?”… “ngapain aja bu..?” meskipun ada beberapa yang masih sibuk dengan urusannya. Deretan pertanyaan itu cukup membuat saya lega untuk memulai kelas ini. Jumlah siswa di kelas 8a sngat tidak berimbang, dari 32 siswa hanya 8 siswa laki-laki. Dengan perbandingan jumlah ini, saya minta 4 pemimpin dari wanita dan 2 pemimpin dari laki-laki. Setelah negosiasi dan kealotan yang cukup lama, akhirnya majulah 4 pemimpin perempuan dan hanya satu pemimpin laki-laki. saya ajukan lagi pertanyaan untuk mereka yang berjenis laki-laki. “mana pemimpin laki-lakinya, masih kurang satu, ada yang bersedia? Masa laki-laki kalah sama perempuan?” kalimat panjang ini saya sampaikan satu demi satu sembari memperhatikan reaksi mereka. Ada yang menyangka atau mengira-ngira apa yang terjadi? Satu, ada yang maju, begitu sampai di meja depan belok ke meja temannya, ada yang berujar, dengan suara nyaring, ..moso koyo aku ate dadi pemimpin.. (masa kaya saya mau jadi pemimpin), ada pula yang dengan terang-terangan menolak permintaan menjadi pemimpin. Whats??? Hebat kalau penolakan ini terjadi pada orang-orang yang justru mengajukan diri menjadi pemimpin di bursa pemerintahan, dan akhirnya berubah niat di tengah jalan dengan memanfaatkan kekuasaannya. Lha ini…
Ini sudah lusanya dari kejadian diatas. Hhfff.. belajar rajin menulis, berjuang menyelesaikan tulisan untuk kejadian yang hanya kurang dari dua jam. Baiklah saya lanjutkan.
Hingga beberapa saat siswa laki-laki tetap tidak ada yang bersedia menerima tawaran saya menjadi pemimpin, saya putuskan biar diganti perempuan saja posisi itu. Begitulah akhirnya ada 4 pemimpin perempuan dan satu pemimpin laki-laki. sudah ditetapkan! Tapiii… buu… saya gak jadi. Halah siapa itu. Ouughhh.. the pro blem is still done. Entah siapa yang ingin mengudurkan diri dan  justru ada siswa laki-laki yang maju menawarkan diri menjadi pemimpin. Baiklah saya terima. Segera saya tetapkan dan mengumpulkan mereka ber-6 di depan kelas. Lalu saya tawarkan dua pilihan, apakah jam ini akan diisi materi bahasa inggris atau permainan. Terang saja koor yang terdengar adalah pilihan kedua. Keberhasilan kedua menarik perhatian mereka. Yup, reaksi berupa jawaban dari siswa itu adalah keberhasilan lo. Karena… siswa di sekolah ini, terutama di kelas 8a kadang lupa bawa telinga. Heee..  
25-2-2016
Melihat tanggal di atas berarti sudah hari kesekian sejak kejadian.. mari menghitung.
Sesuai kesepakatan bersama, jam pelajaran itu akan diisi dengan permainan. Meskipun saya sebut permainan tapi dalam pelaksanaannya akan ada pelajaran yang diperoleh siswa secara tidak sadar. Permainan ini saya sebut dengan permainan menyusun bentuk. Sebenarnya dulu ketika saya masih duduk di bangku sekolah, SMAK, saya pernah mendapatkan pelatihan motivasi berprestasi, dan permainan ini merupakan salah satu bagian pelatihan. Saya sangat tertarik dengan makna permainan ini dimana masing-masing pribadi dalam kelompok harus berjuang menyatukan potongan-potongan kertas sehingga membentuk persegi. Meskipun setiap peserta harus berhasil menyatukan potongan miliknya, namun dalam kelompok mereka juga bertanggung jawab menghasilkan sebanyak 4 persegi sesuai jumlah anggota kelompok ditambah ketua kelompok sebagai pemberi instruksi. Ada beberapa aturan yang harus mereka patuhi selama permainan, yaitu dilarang berbicara sesame anggota, dilarang mengambil atau meminta potongan kertas anggota lain, dilarang memberi kode apapun, dilarang membantu menyatukan persegi anggota lain. Kegiatan yang boleh mereka lakukan adalah menyatukan potongan kertas masing-masing dan memberi potongan kertas kepada teman atau anggota dalam satu kelompok. Ketua masing-masing kelompok bertugas mencatat nama anggota mereka yang melakukan pelanggaran, hanya mencatat, tanpa memberi peringatan.
Permainan ini sudah saya sesuaikan dengan kondisi siswa. Berdasarkan jumlah dan perilaku, saya tetapkan setiap kelompok memiliki dua pemimpin. Dan instruksi itu saya sampaikan kepada barisan pemimipin yang saya minta di awal masuk tadi. Ketika mereka menyatakan sudah paham, saya bagikan lembaran kertas yang akan mereka sobek sendiri sesuai dengan empat kali jumlah anggota kelompok, lalu saya lepas ke anggota kelompoknya masing-masing. Maka aksi dimulai. Kelas ini langsung tenang, mendengar instruksi rahasia yang saya sampaikan hanya kepada 6 orang pemimpin tadi. Mereka terlihat antusias dan mencondongkan wajah kea rah pemimpin mereka. Namun tidak berapa lama kembali riuh.. woowww.. inilah perjuangan tiada henti. Keriuhan ini menandakan bahwa mereka sudah paham dan ingin segera memulai. Saya hitung waktu dan memulai permainannya. Reda. Sunyi. Sesekali ada cekikikan.
Saya hampiri kelompok-kelompok antusias itu. Mengamati perilaku mereka selama melaksanakan tugas. Memang dalam permainan sederhana ini akan ditemukan hal-hal yang menakjubkan. Misalnya, ketika saya mampir di kelompok dimana ada seorang anak juara, hebat dimata guru, baik dalam pertemanannya, namun dalam permainan ini bersikap acuh, bahkan saya melihat si anak tidak melaksanakan tugas sebagaimana instruksi pemimpinnya. Satu catatan sudah terangkum disini. Hal menakjubkan lainnya saya temukan pada kelompok siswa laki-laki. Bisa dikatakan hampir semua siswa laki-laki di kelas ini adalah biangnya kekacauan, biang menipisnya akhlak dan biang-biang negative lainnya. Salah satu kelompok itu mengerjakan tugas mereka  dengan sangat semangat. Bahkan salah satu siswa yang tadi terlihat tiduran di meja belajar, saat ini justru sangat bersemangat menyusun potongan-potongan kertas itu. Seluruh anggota kelompok ikut berpartisipasi menyelesaikan persegi. Wah, saya benar-benar tidak menduga hal ini. Satu hal lagi yang tidak terduga adalah bahwa mereka berhasil menyelesaikan 4 persegi dalam satu kelompok itu. Excellent! Luar biasa ya, mengingat ketika dalam pelajaran selalu lebih banyak merek tidak fokus dan tidak tertarik bahkan menyepelekan.
Ketika sebagian kelompok sudah menyelesaikan persegi mereka (ada yang membentuk satu persegi besar) saya akhiri waktu permainannya. Tapi tetap saja ada yang protes tentang hasil kerja mereka. Menyanggah, menyalahkan dan mendebat kelompok lain. Buru-buru saya sampaikan beberapa poin pelajaran yang mereka dapatkan dari permainan ini. Apa itu? Satu; bahwa permainan ini bukan terpusat hanya pada hasil akhir dalam bentuk persegi. Dua; bahwa dalam kehidupan kita harus giat berusaha, tekun, kerja keras. Tiga; ketika kita hidup dalam kelompok atau masyarakat kita akan dihadapkan pada berbagai macam kepentingan dan kebutuhan yang tidak bisa kita penuhi sendiri. Empat; ketika kita melihat ada teman yang membutuhkan bantuan kita, bisakah kita membantunya tanpa dia meminta. Lima; ketika kita butuh bantuan orang lain, bisakah kita bertahan dengan kondisi kita tanpa menyusahkan orang lain. Inti keseluruhan permainan ini saya rangkum menjadi usaha yang sungguh-sungguh dalam mencapai cita-cita dan berempatilah pada orang lain, terutama orang yang ada di sampingmu.
Dan begitulah perjuangan menaklukkan kelas 8a. Bagaimanapun kelakuan siswa, selama mereka berada di sekolah maka gurulah yang bertanggung jawab mendidik dan mengarahkan mereka kepada kebaikan. Bagi saya, pendidikan di sekolah bukan hanya masalah akademik, nilai, skor, raport. Pendidikan di sekolah (khususnya zaman sekarang) adalah bagaimana merangkul dan menyadarkan siswa sehingga mereka memiliki motivasi dari diri sendiri bahwa menimba ilmu pengetahuan itu merupakan kebutuhan.
Ya, kebutuhan. Bukan kewajiban. Lho…? Kebutuhan dan kewajiban Insyaallah akan saya tuliskan di tulisan selanjutnya. Virus supaya semangat nulis.

Kamis, 17 September 2015

ayo menjadi kreatif

Bosan dn jenuh belajar d kelas adlh penyakit umum bagi siswa.kalo sudah dijangkiti penyakit itu,guru hrs pnya cara kreatif supaya anak didik ttp smangat belajar.mau dipaksakan materi jg percuma.yg ada cuma cape teriak2 d kelas tnpa manfaat yg sampai k mereka.toh namanya jg bosen..ujung2x ngantuk,g konsen,trus plajaran jg g nyantol lah..
Soo..yuks cari ide kreatif buat motivasi semangat pemuda/i yg slalu ingin tahu ini.coba liat aktivitas ini..ini ceritax si guru lagi benerin salah satu bangku yg patah.siswa yg selesai mngrjakan tugas boleh keluar,istirahat.ada bbrpa siswa yg melihat kegiatan p guru,tanpa diminta,bbrpa dr mrka lngsng unjuk aksi.ada yg bantu gergaji,ada yg maku2(mski rada asal..hihi),ada jg yg pegangin bangkux,bahkan ada yg bantu liatin..sambil berdoa kali..tp hal ini membuktikan bhwa plajaran itu g melulu hrs d kelas dg materi or teori2.belajar dr keseharian,kebiasaan dll yg brsifat alami jstru akan melahirkan jiwa pemenang.lihat sj,anak2 lugu itu,mengapa mreka bsedia bantu tnpa dminta?mereka punya hati nurani,disamping itu,mereka punya rasa ingin tahu yg bueesaaarrr..yg mnyebabkan mreka ikut terjun d dlm aktivitas itu,tnpa ada pemaksaan,tanpa dibebani tanggungjawab,tuntutan nilai dll.mereka enjoy akan hal itu.
Hmm..semoga pendidikan kita bisa mencapai suatu tingkat dimana siswa merasa bahagia mengikuti kelas dn pelajaranx.

Minggu, 26 April 2015

menikmati hujan di coban rais, batu - malang (edisi 1)

Cita-cita saya saat masih bekerja di Batam, adalah pindah, menetap dan mengeksplorasi daerah Malang. mengapa?mengapa harus Malang? salah satu alasannya akan tergambar dalam tulisan saya berikut ini. Pertama kali ke Malang, tahun 2008, kesan pertama yang saya peroleh adalah betapa beruntungnya orang-orang yang tinggal di daerah ini. banyak sekali gunung, sawah, daerah hijau nan sejuk dan tentu saja sangat gampang dijelajahi. artinya ketika berniat trekking atau "ngalam" tinggal buka pintu dan alam itu sudah ada di depan mata, di hadapan.lalu bentangkan saja tikar atau tendamu di situ.jadilah.. Desember 2014 lalu, kesempatan untuk mengeksplor alam Malang menjadi impian. ketika itu tujuannya adalah perkemahan coban rais. dalam bahasa malang,coban artinya air terjun. lokasi perkemahan ini terletak di kaki gunung Panderman, Batu, Malang. inilah kali pertama saya berangkat bersama junior Naafi', kemping 3 hari 2 malam, hanya dengan ijin ayahnya Naafi'.lainnya, karena kegiatan ini merupakan kegiatan ekstra sekolah jadi pesertanya adalah siswa siswi smp sma. titik keberangkatan adalah sekolah tempat saya bertugas (cie..bertugas cing), watugede, singosari. jaraknya sekitar 1jam perjalanan. kami berangkat sekitar jam 5 sore dari watu gede ke arah selatan menuju perumahan mondoroko, keluar di jalan raya mondoroko-singosari, lalu terus ke arah selatan menuju pertigaan karanglo. di pertigaan karanglo, truk belok kanan arah barat mengikuti jalan raya karangploso menuju batu.jika sudah sampai daerah batu, ambil jalur menuju BNS, kira2 50 meter sebelum BNS ada jalan bercabang menyerupai huruf Y, jalur kiri menuju BNS, jalur kanan yg agak menanjak menuju coban rais. di sepanjang perjalanan ini banyak stasiun tv area malang, salah satunya adalah batu tv. dalam perjalanan di daerah ini juga saya mendapat view gunung panderman yg sangat dekat, menjulang di hadapan, seolah menantang untuk didaki.hhh...hasrat ini selalu bergejolak setiap kali menatap julangan gunung.selalu mencuatkan gairah, semangat, entah mengapa tapi perasaan itu selalu muncul ketika melihat pemandangan ini.memanfaatkan kesempatan karena duduk di sebelah pak supir, saya segera mengambil hp dan langsung jeprat jepret vie tegaknya panderman itu.lumayan meski harus goyang2. beberapa menit kemudian rombongan sampai di lokasi dengan sambutan gerimis.
sampai di tujuan disambut gerimis
truk diparkir di area yang memang sudah disediakan,anak2 turun dari truk satu per satu kemudian secara estafet menurunkan peralatan dan barang bawaan mereka. gotong royong, kerjasama dan tetap semangat, ceria, begitulah gambaran dari wajah mereka. peserta kemah ini adalah siswa siswi smp dan sma yang sekaligus juga santri pondok pesantren. maka, ketika ada kegiatan alam seperti ini akan menjadi nilai rekreasi luar biasa bagi mereka. karena sehari-harinya mereka hanya berkutat di pondok, sekolah dan ngaji. jarak parkiran ke lokasi camp hanya sekitar 50 meter.di area itu bapak-bapak mendirikan tenda. ada 2 tenda utama yang digunakan oleh peserta putri dan 1 tenda untuk peserta putra.sedangkan bagi guru dididirikan pula masing-masing satu tenda serta tenda utama sebagai tempat berkumpul.setelah semua tenda terpasang, dimulailah aktifitas berikut, makan.tapi waktunya magrib.saya coba cari kamar mandi di sekitar lokasi, ternyata di belakang pos pintu masuk ada beberapa kamar mandi, lumayan untuk tempat umum seperti ini, tapi airnya hitaaammm... saya batal berwudhu lalu beranjak ke pos penjagaan. di sana saya bertanya kepada seorang bapak yg bertugas perihal 'air hitam' itu, beliau mengatakan bahwa air itu memang biasa berwarna hitam, karena kemungkinan longsor di sepanjang aliran sungai coban rais. lumpur dari sisa hujan yang ikut terbawa di aliran sungai hingga ke kamar mandi. si bapak menawarkan saya untuk wudhu dan sholat di rumahnya. wah, alhamdulillah ada tumpangan buat sholat.hee.. saya mengiyakan ajakan itu dengan malu2.tunai sudah kewajiban. selesai sholat saya kembali ke tenda.peserta masih melakukan aktifitas bebas.hingga malam,waktunya istirahat.persiapan tenaga buat besok,trekking ke coban.tidur satu tenda 4 orang termasuk naafi,saya,bu rohma dan bu choy.mari lelap bersama dinginnya udara batu dan sisa hujan.
ibu2 cantik
paginya aktifitas dimulai dengan sholat subuh jamaah,setoran hafalan dan masak bersama.tapi naafi sdh makan duluan tuh,coz udh bawa bekal dari rumah.nasi putih,mi gelas dan gorengan nugget hasil karya saya.dan santapan naafi menjadi incaran beberapa guru,dan alhasil makan bersamalah kami dengan menu mungil itu.hihi..lumayan bwt ganjel perut sementara menunggu mmasakan yg sesungguhnya.
Naafi' makan bekalnya yang dibawa dari rumah, ibu2 pada pengen tuh.
ini baru makan berjamaah
beres acara makan, giliran pak mawan beraksi dengan gerakan senam skj.seluruh guru wajib ikut.sehat..sehaaat.. setelah itu kami lanjutkan dengan jelajah kampung, namanya begitu,tapi yg sebenarnya susur kebun,arahnya menuju perut gunung panderman,semakin dekat dengan kegagahannya.ternyata di lereng gunung terdapat perkebunan sekaligus peternakan kuda.keren.
yang di belakang itu, Gunung Panderman, Batu.
segarnya cuaca pagi di kaki gunung

Jumat, 30 Januari 2015

salah satu fakultas di UBD

UBD School of Business and Economics of Universiti Brunei Darussalam is one of the most esteemed business faculties in the country. It has a national reputation as a leader in the areas of business and management education, economics and accountancy training. Since the introduction of GenNEXT programme in 2009, the Faculty offers a wide array of modules and quality degree programs and flexible discovery year activities to equip our students with the knowledge and skills required in today’s corporate world.

We offer Bachelor of Business degree programme, with three academic streams for students to choose from:
 
  • Business Administration
  • Economics
  • Accounting & Finance [accredited by the Association of Chartered Certified Accountants (ACCA)].
     
Our master and doctoral programmes, which are available by either full-time or part-time study, have two intakes per academic year – in August and January.
 
  • Master by Coursework
    • Master of Business Administration
    • Master of Management
    • Master of Economics
    • Master of Islamic Finance
    • Master of Logistics
       
  • Master by Research
    • Master of Management
    • Master of Economics
    • Master of Finance
       
  • Doctor of Philosophy
    • Ph.D. in Management
    • Ph.D. in Economics
    • Ph.D. in Finance
       
The Faculty collaborates closely with regional and international renowned universities through r faculty/student exchanges, jointly-organising academic workshops and seminars, research partnerships and networks, publications and global engagement. Our international students and graduates come from an array of more than 26 countries including USA, UK, Germany, Turkey, Korea, Japan, India, Bangladesh, Indonesia, Sri Lanka, Uzbekistan etc.  
The Faculty has developed its expertise with a multi-disciplinary network of researchers in these fields:

  • Applied Economics
  • Quantitative Methods for both Economics and Business Studies
  • Strategic management including Human Resource Management and Knowledge Management
  • Halal Marketing and Branding
  • Islamic Banking, Finance and Economics
  • Accounting and Finance

informasi ini di copas dari http://www.ubd.edu.bn/, pada 31-01-15
mudah-mudahan bermanfaat bagi pejuang ilmu. 

Rabu, 21 Januari 2015

Kalimat Sakti dari Ahmad Fuadi

  
Subhanallah..
beberapa tahun lalu saya pernah menyelesaikan (membaca) novel karya Ahmad Fuadi berjudul Negeri Lima Menara (kalo ga salah judulnya begitu). novel itu bercerita tentang kehidupan santri di pondok pesantren Gontor. inti cerita yang dapat saya aplikasikan adalah bahwa segala sesuatu yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh akan memperoleh hasil yang memuaskan pula. 
sekitar 3 tahun lalu (atau lebih) saya mendaftar di sebuah sekolah tinggi untuk memperoleh gelar sarjana. saat itu usia saya sudah hampir kepala 3. haaahhh??? masa udah tua masih mau sekolah S1. hahaha... ya waktu itu usia saya 29 th. dan teman-teman angkatan rata-rata baru lulus sma. meski ada juga beberapa yg seusia. malu? tidaklah. karena dari awal niat saya sekolah adalah mencari ilmu, terus dan terus.. tidak akan berhenti mencari ilmu mau pendidikan formal atau dari lingkungan sekitar bahkan dari hal sepele pun akan saya usahakan mengambil hikmahnya. 
jadi singkat cerita, saya lewati masa-masa kuliah itu dengan niat saya harus dapat ilmu dari kegiatan ini. oya, saat itu juga saya sudah punya bontot, hehee..anak saya usia 1.5 tahun. setiap selesai perkuliahan saya langsung ngacir, keluar kelas paling awal lalu nyegat angkot, pulang! dimana saat itu teman-teman masih sibuk dengan kawan baru. hhmmm...mau jg c, tapi saya harus mengejar waktu untuk menemui Naafi si 1.5 tahun tadi. maka di awal perkuliahan hanya segelintir teman yang saya kenal.


begitu selalu selama 3 tahun masa perkuliahan. bahkan terkadang Naafi juga ikut jadi mahasiswa dadakan, istimewa. itu kalau pas berangkat Naafi minta ikut,saya g tega ninggalin. ya udah, diajak deh...untungnya bapak ibu dosen tidak keberatan. dan, teman-teman juga malah senang. katanya jadi ada hiburan, biar g bosen.
setiap tugas saya kerjakan semaksimalnya, ya itu tadi, sungguh-sungguh! mengerjakan tugas bukan pada saat-saat biasa, tapi harus menggu Naafi kecil pules dl, trus hitung d pake rumus2 yg udh didapet td, di samping Naafi, d ranjang, bersebelahan dengan badannya yg ndut menggemaskan.
1 bulan.. 2 bulan.. 1 tahun.. hingga observasi, ppl, skripsi.. ada masa-masa sulit saat skripsi itu. Naafi opname. uuuhhh...sediiiihhh...bukan karena terganggu skripsi, tapi karena kasian melihat kondisi tubuh yang tadinya gendut berisi sekarang layu, lemah, kurus... maafin mini y nak!
dijalani saja. selama Naafi di RS, lappy jg ikut, jadi selama ada waktu, skripsi bisa dicicil, tetep bisa jaga malaikatku, gantian sama Biya. kata Naafi, kita nginap d hotel. hehe..iya nak, sama biya dikasi kamar 1 dan g boleh pindah. padahal biayanya..hmmm lumayan menguras tabungan yang rencananya buat mudik ke Padang. tapi gpp sayang yang paling penting adalah Naafi sehat.
balik lagi ke kalimat sakti bersungguh-sungguh..jadi skripsi itu selesai tepat waktu. alhamdulillah. Naafi sehat dan kembali ceria. selesai seluruh mata kuliah tinggal menuggu yudisium dan wisuda. hmmm..6 bulan lagi. ternyata nganggur g enak. jadi coba nitip lamaran ke sekolahan. alhamdulillah lagi. subhanallah ya Allah, kuasaMu sungguh luar biasa. diterima dengan status guru p.... tidak mengapa. saya jadi punya pengalaman dalam dunia pendidikan yang mahaaaaalll bgt kl harus diperoleh dari sekolah formal. selama menunggu waktu wisuda, saya jalani hari-hari berkegiatan di sekolah itu.
akhirnya januari datang, waktunya wisuda, persiapan sudah matang, bla..bla..
pada hari h, wisudawan dikukuhkan.. horeee....saya sarjana...
ups...ada satu lagi prosesi kegiatan wisuda. yaitu pembacaan sk wisudawan terbaik. ooohh...ternyata memang ada to. bu dosen membacakan sk itu, lalu membacakan lampirannya. tapi disela oleh pembawa acara.. ia membacakan sinopsis sang wisudawan.. "... ia berdarah minang, kelahiran maret, disela kuliah sambil mengurus keluarga, masih suka dengan kegiatan hiking, naik gunung...bla..blaa.." teman-teman disekitarku sudah menyebut-nyebut nama itu...mb mel...uuhhhh...buncah perasaanku..sekilas ku lihat ada kameramen menghampiri jejeran kursiku dan aku semakin tidak kuasa menahan luapan bening dari mata.. dan bu dosen Menik membacakan nama itu, Firda Melani Zalyus...seketika tepuk tangan riuh...semakin berguncang...ya Rabb..inikah kuasaMu. Ibu, Paman, Adik serta dua orang tercintaku ikut disini, dan mereka hadir disini mendukung acara wisudaku, dan ini adalah hadiah untuk mereka.

alhamdulillah, kalimat itu, lakukanlah sesuatu dengan sungguh-sungguh, tulus, hanya mengharap ridhoNya, ikhlas, maka akan kau dapatkan hasilnya.

terimakasih Biya Ahmad Zakaria, terimakasih Naafi' sayang mini, terimakasih ibu, makadang dan om adik Isra.

ku hampiri ibu dan ku gandeng Naafi menuju panggung..kita foto dulu ya nak..Naafi kan biasanya paling susah difoto, sama kaya biya. jeprat jepret...bagi-bagi hadiah...piagam..

syukurku atas segala yang diberikanNya, semoga ilmu ini bermanfaat bagiku, anak kami, keluarga kami, agamaku, dan untuk banyak orang.
 

Menelusuri dan Menemukan Sesuatu yang Baru Published @ 2014 by Ipietoon